Kendeng Is Not for Sale: The Struggle against Cement Industry in Indonesia - Heinrich-Böll-Stiftung Southeast Asia
Watch on YouTubeMy parents asked me to look after the land for my children and grandkids. Since there are no stores that sell land, I will always obey their will.Sarman, Farmer in Kendeng Mountains, Central Java
SAMIN vs SEMEN (2015) - Copyright of Watchdoc Documentary
SAMIN vs SEMEN (English Subtitled) - Watchdoc Documentary
Watch on YouTubeClimate Change and Women - Dr. Dewi Candraningrum - Heinrich-Böll-Stiftung Southeast Asia
Watch on YouTubeFor the rest of our life, fight hard in saving Mother Earth. That's the only chance that we have.Dr. Dewi Candraningrum - Indonesia
Unek-Unek Kendeng
Kendeng's Discontent
Namaku Ali, orang biasa memanggilku Nopet. Lahir dan besar di kaki perbukitan Kendeng Utara, tepatnya di Kecamatan Kayen. Dulu ketika aku kecil, jalan di depan rumahku jarang sekali banjir. Tapi kini hampir setiap tahun banjir selalu terjadi. Tak hanya di jalan depan rumahku, tapi juga masuk ke dalam rumah. Terkadang air sampai setinggi pinggang orang dewasa. Menurutku ini karena hutan di Kendeng yang semakin gundul. Lalu bagaimana jika Kendeng makin rusak karena tambang? Aku tak bisa membayangkan. Maka aku berharap rencana pembangunan pabrik semen oleh Indocement dihentikan. Agar Kendeng tak semakin rusak. Agar aku dan keluargaku tak lagi kebanjiran setiap tahun.
Namaku Giyem. Perempuan petani warga desa Larangan, Kecamatan Tambakromo, Kab. Pati. Beberapa tahun yang lalu direktur PT SMS bilang akan memindahkan kami ke luar Jawa karena desa kami akan digunakan untuk pabrik semen. Kami tidak mau karena ini tanah leluhur kami. Lagipula tanah ini tanah pemukiman dan tanah sawah produktif, tapi kenapa pabrik semen mau menjadikannya sebagai tapak pabrik? Kami menolak karena disinilah kami hidup dan bekerja. Uang bisa kami cari sendiri tapi tanah leluhur itu penting. Disini kami mendapat kemurahan dari Ibu Bumi berupa mata air dan tanah yang bisa kami tanami. Kalau pabrik semen? Tak ada yang bisa kami harapkan dari mereka. Saya berharap para pemegang saham pabrik semen menghentikan rencananya.
Namaku Bambang, warga desa Wukirsari, Kec Tambakromo. Saya warga yang akan terkena dampak pembangunan pabrik semen PT Indocement karena sawah Saya masuk dalam area yang akan ditambang. Kalau sawah Saya ditambang, lalu Saya mendapatkan pangan darimana? Selain itu, pabrik semen juga akan menyasar area hutan. Padahal sejak tahun 2000 Saya telah mengelola hutan dengan bertanam tanaman pangan melalui program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). Kalau program ini dihentikan karena hutan akan diganti dengan tambang, lalu Saya mendapatkan tambahan penghasilan darimana? Selain itu, di Kendeng Utara ini juga banyak mata air yang akan hilang jika gunung kapur ini ditambang. Saya tak ingin ada krisis air disini. Lagipula ijin lingkungan PT. SMS telah kadaluarsa. Harusnya mereka tahu diri dan membatalkan rencananya. Batal demi hukum.