Gerakan Samin atau Wong Sikep atau Sedulur Sikep yang telah berjuang melawan ekspansi perusahaan semen di Jawa Tengah sejak tahun 2006 adalah bagian dari gerakan millenarian berbasis petani yang lebih besar (dan terpanjang) di Asia Tenggara (dan Jawa). Oleh karena itu, penelitian ini meluncurkan penyelidikan ke dalam karakter paling penting dari gerakan millenarian adalah untuk bertahan dalam ujian waktu.
*Click here for the article in English version.
Penelitian ini menerapkan beberapa konsep yang dikenal seputar singularitas gerakan millenarian, seperti "perbedaan radikal" dari praktik sehari-hari, "peleburan kualitas yang bertentangan" spiritualitas dan materialisme, "fitur inovatif", dan kelanjutan praktik ritual adat.
Penelitian ini berpendapat bahwa sifat "paradoks" dalam gerakan ini adalah alasan dari sejarah panjangnya. Kaum tani pada dasarnya menuntut "spiritual entitlement” (klaim maupun hak yang telah dipenuhi kewajibannya) yang cakupannya berada di luar hak asasi manusia atau standar lain yang dikenal dalam sejarah hukum gerakan tani. Temuan penelitian ini mengklaim bahwa gerakan Wong Sikep telah memenuhi semua karakter millenarian menempatkannya di bawah genre gerakan millenarian seperti di negara-negara lain yang telah melewati titik tidak bisa lagi disebut "perlawanan" sederhana.
<Klik disini untuk mengunduh dokumen>
Pandangan yang dikemukakan di dalam publikasi ini adalah pendapat penulis dan belum tentu mewakili pandangan Heinrich Böll Stiftung