Tujuh Pesan Solidaritas dari Jerman untuk Komunitas Kendeng

Wawancara

Bisnis perusahaan yang beroperasi secara global mengikuti pola kolonial. Sumber daya dan pekerja dieksploitasi di tempat yang paling murah dan di mana hukum dan penegakan hukumnya lemah. HeidelbergCement, salah satu produsen semen terbesar dunia, tidak terkecuali dengan aturan ini. Dalam laporannya kepada para pemegang saham, mereka membagikan sebuah gambaran yang sukses dan indah, tetapi pada kenyataannya aktivitas mereka menyebabkan kerusakan lingkungan dan sosial.

Save Kendeng-Rettet.png
Teaser Image Caption
Rettet Kendeng atau Selamatkan Kendeng dalam Bahasa Indonesia

*Click here to read the article in English.

Ketika sekelompok aktivis Jerman mengetahui tentang ancaman terhadap lingkungan di Pegunungan Kendeng di Jawa Tengah, Indonesia, mereka menyebarkan berita dan informasi di Jerman, di tempat markas HeidelbergCement berada. Perjuangan yang konsisten dan tanpa kekerasan dari para petani yang tinggal di sana melawan rencana pabrik semen, anak perusahaan HeidelbergCement di Indonesia, Indocement, adalah sebuah pengingat yang terus-menerus tentang apa yang dihadapi banyak komunitas lainnya di seluruh dunia. Pesan-pesan di bawah ini ditulis sebagai bentuk solidaritas kepada Komunitas Kendeng dan sebagai bentuk dukungan kepada banyak komunitas-komunitas lainnya yang mengalami situasi serupa.

Sara Kuru: “Utamakan Manusia dan Alam sebelum memaksimalkan keuntungan!”

Perlawanan terus-menerus dari masyarakat di Pegunungan Kendeng menyadarkan saya akan dampak buruk industri semen terhadap manusia dan alam. Sedari itu, saya mengikuti aksi unjuk rasa di luar rapat pemegang saham HeidelbergCement sejak 2017. Di tahun 2019, saya berkesempatan diundang sebagai tamu oleh komunitas Samin, dapat mengenal komunitas mereka dan Pegunungan Kendeng. Aksi protes damai dan kreatif mereka untuk memperjuangkan tanah dan hak mereka menyentuh saya. Apakah ketika saya menyemen kaki saya dalam solidaritas dengan perempuan-perempuan Kendeng, mendirikan stan informasi di pasar atau di taman, menjamu pendukung yang datang dari jauh, membaca kata-kata Gunarti di rapat umum, atau memberi tahu keluarga dan teman tentang masalah ini – saya mengangkat suara menentang penindasan dan eksploitasi dan untuk orang-orang yang peduli dengan Pegunungan Kendeng. Utamakan manusia dan alam sebelum memaksimalkan keuntungan! Salam Kendeng Lestari!

Sara Kuru
Sara (kanan), seorang psikolog, bersama Mbak Gunarti (kiri) dari gerakan solidaritas Save Kendeng. Selama kuliah dan tinggal di Indonesia, Sara berkenalan dengan gerakan Save Kendeng yang didukungnya sejak saat itu.

Basilisa Dengen: Kegigihan dalam memperjuangkan nilai-nilai dasar

Perjuangan Mbak Gunarti dan komunitasnya di Pegunungan Kendeng membuat saya banyak berpikir tentang gaya hidup saya yang konsumtif seperti masyarakat modern pada umumnya, serta dampaknya bagi manusia dan lingkungan. Pelajaran yang saya dapat dari pertemuan dengan Mbak Gunarti adalah sikap kesederhanaan sekaligus kegigihan dalam memperjuangkan nilai-nilai dasar yang penting, tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk hidup bersama. Ikut serta dalam aksi solidaritas JM-PPK (Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng) dan menentang rencana HeidelbergCement (Indocement) membangun pabrik semen di Pegunungan Kendeng adalah salah satu hal konkrit yang setidaknya bisa saya lakukan. Selain itu, saya terlibat dalam jaringan dan penyebaran informasi di berbagai kesempatan, agar masalah penting ini tidak terlupakan.

Basil
Basilisa (kiri tengah), bersama Gunarti (kanan tengah) dari gerakan Save Kendeng, adalah orang Indonesia yang telah tinggal di Jerman sejak 2009. Ia adalah anggota organisasi HAM, Watch Indonesia! yang aktif mendukung jaringan solidaritas Save Kendeng.

Felix Girault: Mengembangkan alternatif untuk semen

Semen adalah bencana bagi iklim global. Hal ini juga dapat menyebabkan ancaman sosial dan lingkungan yang sangat besar, seperti yang kita lihat di Pegunungan Kendeng. Saya sangat prihatin dengan kegiatan penambangan di bentang alam karst Pegunungan Kendeng dan tetap dalam solidaritas dengan JM-PPK serta semua orang yang mempertahankan tanah mereka dan berjuang untuk keadilan lingkungan. Bersama dengan banyak orang lain dari gerakan iklim di Jerman, saya berjuang melawan politik berbahaya dari HeidelbergCement, LafargeHolcim, dan perusahaan semen lainnya. Misalnya dengan mengorganisir protes dan turun ke jalan. Tapi itu juga berarti mengembangkan alternatif pengganti semen: membangun dan merenovasi rumah dengan semen sesedikit mungkin. Di Heidelberg, saat ini kami sedang membangun proyek perumahan swakelola dari kayu dan jerami untuk 250 anak muda. Proyek ini akan menjadi tempat di mana orang-orang yang membela keadilan lingkungan dan sosial akan selalu disambut hangat.

Felix G
Felix mempelajari geografi di Heidelberg dan terlibat dengan banyak orang lain dalam transisi pembangunan sosial-ekologis.

Anett Keller: “Kami adalah SATU keluarga yang hidup di SATU planet”

"Penjaga Bumi" adalah judul yang saya berikan untuk artikel pertama yang saya tulis tentang komunitas Pegunungan Kendeng pada tahun 2013. Dan merekalah Penjaga Bumi bagi saya hingga hari ini. Selama kunjungan saya ke Pati dan sekitarnya, saya telah bertemu banyak orang yang membela Ibu Pertiwi dengan cara yang otentik, tulus dan cinta damai; orang-orang yang memikirkan generasi yang akan datang setelah kita dan ingin mewariskan lingkungan yang sehat bagi mereka. Pertemuan-pertemuan ini telah meninggalkan perasaan dan hubungan yang mendalam bagi saya. Dalam banyak gerakan politik dan/atau lingkungan, kata 'menentang' kerap mendominasi. Namun, di JM-PPK, saya menemukan kata 'untuk' – untuk Pegunungan Kendeng, untuk air, untuk tanah, untuk makanan sehat, untuk kami, untuk anak cucu kami. Ini adalah 'untuk' yang saya harap semua orang akan bagikan. Itulah mengapa saya ikut mendirikan jaringan solidaritas Save Kendeng: untuk memberi tahu orang-orang apa yang dipertaruhkan ketika mata penghidupan jangka panjang kita terancam demi keuntungan jangka pendek. Untuk memberi tahu orang lain apa yang dapat kita pelajari dari orang-orang Pegunungan Kendeng – bahwa kita adalah SATU keluarga yang hidup di SATU planet.

Anett K.
Anett (paling kanan) adalah seorang ibu, jurnalis, penerjemah, aktivis lingkungan, pengebun, dan anggota Solidarische Landwirtschaft [Pertanian Solidaritas], sebuah organisasi pertanian non-industri yang didukung komunitas.

Marianne Klute: “Karst Kendeng Memberi Kehidupan”

Merupakan sebuah karst dengan gua dan aliran air bawah tanah, Pegunungan Kendeng menyediakan air, makanan, dan udara bersih bagi ribuan orang, hewan, dan tumbuhan. Karst Kendeng memberi kehidupan. Integritasnya sangat penting bagi ekologi dan iklim di daerah berpenduduk ini di Jawa Tengah. Ini benar-benar menentukan hidup dan mati penduduk setempat. Selain itu, karst yang utuh juga sangat penting bagi seluruh planet Bumi. Penggalian batu kapur menyebabkan kerusakan lingkungan yang besar pada ekosistem, siklus air, dan lanskap. Produksi beton membutuhkan konsumsi energi yang tinggi. Belum lagi emisi gas rumah kaca, debu dan gas beracun. Sebagai pecinta alam yang tinggal di Jawa selama bertahun-tahun, saya sangat menyadari pentingnya ekologi Pegunungan Kendeng bagi seluruh umat manusia. Saya menghargai keputusan sadar Samin untuk memperlakukan Ibu Pertiwi dengan hormat. Perempuan seperti Ibu Gunarti yang menjaga hubungan holistik dengan alam dan generasi mendatang adalah panutan bagi kita semua.

Marianne K.
Marianne (kiri), Ketua LSM Rettet den Regenwald (Penyelamatan Hutan Hujan), bersama Gunarti (kanan), adalah seorang ahli kimia. Dia mempunyai pengalaman bekerja pada isu-isu lingkungan di Indonesia selama bertahun-tahun.

Yvonne Kunz: Berdiri untuk keadilan dan kehidupan yang ditentukan sendiri

Tidak ada yang terasa benar selain mendukung JM-PPK. Orang-orang mengajari saya bahwa menanam produk pertanian adalah hal yang sangat mulia untuk dilakukan. Berjuang, secara kreatif, ulet dan tanpa kekerasan, untuk bisa terus menjadi petani, bagi saya lebih mulia lagi. Lawan petani Kendeng adalah perusahaan raksasa. Bersama-sama, sebagai jaringan, dengan dukungan dari berbagai tempat di seluruh dunia, JM-PPK terus membela keadilan dan kehidupan yang ditentukan sendiri, dan melawan penghancuran demi keuntungan. Saya merasa senang menemani komunitas ini selama beberapa tahun hingga sekarang. Ini dimulai saat saya bekerja di LSM Watch Indonesia! Dan itu berlanjut hingga hari ini. Saya telah banyak belajar tentang mengatur diri sendiri, tentang berpegang teguh pada keyakinan sendiri, dan tentang merangkul orang berdasarkan kata-kata dan tindakan mereka, bukan pada siapa mereka atau ingin menjadi siapa mereka.

Yvonne K.
Yvonne (tengah depan kiri), dengan anggota gerakan Save Kendeng, meraih gelar PhD dalam geografi manusia. Dia saat ini menjadi peneliti di Institut Kerajaan Belanda untuk Studi Asia Tenggara dan Karibia yang berfokus pada hubungan manusia-lingkungan. Dia terlibat dengan nilai-nilai tradisi Sedulur Sikep Samin dan perjuangan mereka selama menjadi Pejabat Lingkungan dan Iklim dengan LSM Watch Indonesia!

Josephine Sahner: “Perjuangan mereka juga milik kita”

Mendukung JM-PPK dan perjuangan mereka melawan HeidelbergCement dan menunjukkan solidaritas saya adalah perihal isi hati saya. Saya mengagumi orang-orang Pegunungan Kendeng, kekuatan mereka, kemauan mereka, kreativitas mereka dan ketekunan mereka yang selama ini memimpin perjuangan mereka melawan pembangunan pabrik semen oleh Indocement (HeidelbergCement), sebuah perusahaan multinasional melawan sekelompok kecil orang – apakah ini situasi tanpa harapan? Dalam beberapa tahun terakhir saya berkesempatan untuk bertemu dengan anggota JM-PPK di Jerman, mengunjungi mereka di Jawa Tengah dan dapat lebih memahami kehidupan sehari-hari mereka. JM-PPK tidak hanya berjuang untuk diri mereka sendiri dan pelestarian mata pencaharian mereka, tetapi untuk kita semua, untuk saudara-saudara mereka di seluruh dunia, untuk melestarikan Ibu Pertiwi. Kita harus menyadari bahwa perjuangan mereka juga milik kita. Jika kita melakukannya, perusahaan besar akan ditentang oleh banyak orang dan tidak ada yang akan sia-sia lagi. Salam Kendeng Lestari!

Josephine (keempat dari kanan), bersama pendukung Save Kendeng lainnya, lulusan biologi, pernah melakukan penelitian di Jambi, Sumatera, dan merupakan anggota Watch Indonesia! Ia terlibat dalam kampanye Selamatkan Kendeng sejak 2017 dan aktif dalam aliansi cemEND.

__

Jaringan solidaritas Save Kendeng mulai menginformasikan kepada masyarakat luas tentang dampak produksi semen bagi tanah, air, tumbuhan, hewan, manusia dan iklim pada tahun 2017. Save Kendeng mengundang para aktivis dari Pegunungan Kendeng ke Jerman untuk berbicara dengan publik dan para pemegang saham HeidelbergSemen. Sejak saat itu hingga hari ini, jaringan Save Kendeng, bekerja sama dengan aktivis hak asasi manusia dan iklim, terus mengumpulkan dan menyebarkan informasi dan menyuarakan keprihatinan. Jika perusahaan transnasional serakah dan berbahaya menghancurkan masa depan kita, kita membutuhkan solidaritas transnasional untuk melindunginya.

Save Kendeng dapat dihubungi melalui: savekendeng@gmx.de